Sabtu, 25 September 2010

Happy birthday Denny ku sayang


Sayang ku lagi-lagi popow bukan orang pertama yang mengucapkan SELAMAT ULANG TAHUN. Tapi ku senang atas apa yang selama ini kau berikan tuk ku

MITU ku

seperti minum obat diriku, tiga kali dalam sehari rutin kulakukan, membaca,berkomunikasi, dan berinteraksi dengan mu, MITU selalu dihati nya popow, tiada hari tanpa smsan dan telponan dengan dirimu I LOVE MITU FOREVER

empat tambah empat sama dengan delapan, sempat tak sempat ku selalu smsan dan telponan ma MITU tiada hari tanpa smsan dari barat sampai ketimur MITU slalu ada dipikiran ku

pernah ku kecewa, pernah ku marah dan murka hinggaku menjadi sedih walau begitu aku tetap tabah karenaku sayang MITU ku aku tetap semangat dan kuat karena MITU ku slalu menjadi obat buat diriku

tak pernah bosan aku dengan mu, dari pagi sampai malam kutumpahkan rindu dan dendam kutumpahkan tawa bahagia kutumpahkan cinta dan kasih karena aku sayang MITU

selamat ulang tahun untukmu MITU ku sayang genap 21 tahun usiamu makin bermutu dan utuh tetap dan terus menjadi nomor satu dihati ku MITU ku sayangku utuh untukmu MITU ku bahagiamu bahagiaku selamat ulang tahun MITU ku I LOVE U Mitu ku sayang

Rentang waktu, terkadang membuat kita lupa, bahwa kita semakin dewasa

Rentang waktu…terkadang membuat kita lupa, bahwa kita telah melanggar titah Yang Kuasa

Rentang waktu…. terkadang membuat kita sadar, bahwa kita hanya manusia, yang tak punya apa-apa, selain jasad yang tak berguna

Rentang waktu…..terkadang membuat kita sadar, bahwa Tuhan tidak melihat harta dan rupa, melainkan hati yang ada di dalam dada, dan amal jasad yang lata

Walau Einstein berkata bahwa rentang waktu itu berbeda, tergantung dalam keadaan apa kita berada

Namun Tuhan telah berkata, “Hanya Akulah yang tahu umur manusia”.

Sekular barat berkata, “Waktu adalah dollar di dalam kantung”

Namun Hasan Al-Bana berkata, “Waktu adalah pedang, potong atau terpotong”.

Waktu….. Alam terus menari dalam simfoninya

Waktu….. Umur manusia didikte olehnya

Waktu….. setiap detaknya, memakukan kita di persimpangan jalan, jalan Tuhan atau jalan setan

Rentang waktu…..semoga tak melalaikan kita, tuk terus berjalan di jalan-Nya

waktu datang dan pergi tanpa mengenal lelah waktulah yang menjadi saksi ketika kita terpuruk dan menjadi bukti ketika kita bangkit kembali

tak banyak yang dapat kutulis hanya permohonan kepada waktu agar dapat selalu menjadi teman,sahabat yang dapat menghapus kenangan buruk dan juga menjadi sumber kebahagianmu mendapatkan selalu kenangan indah yang selalu dapat dikenang hingga akhir waktu

Hepi b'dei ya Sayang.... moga apa yang kuberi ini dapat selalu dijaga oleh sang waktu dan menjadikannya sebagai kenangan yang indah..

Senin, 12 Juli 2010

ku merindukan mu


Engkau kemana kasih....
Ku nanti kau di tepian sayap-sayap bintang.
Dimana tempat kita biasa bercerita.
Mengenai cinta...
Mengenai kasih sayang...
Mengenai rindu...
Namun ku sendiri malam ini.
Berteman keindahan malam sepi.
Bergetar sekujur badan diterpa kedinginan.
Ku merindukanmu...

Ku disini kasih...
Bercerita bersama rembulan.
Tentang cinta...
Tentang kasih sayang...
Tentang rindu...
Antara kau & aku.
Bulan katakan sesuatu tentang rindu.
Bahwasannya rindu ini akan menyatukan dengan mu.
Seperti bulan yang merindukan bumi.
Ku merindukanmu...

Minggu, 21 Maret 2010

kangen kamuuu


Setiap saat, saat-saat dimana ku merasa waktu bernelangsa dalam sisa rasa yang terus tumbuh dan terkubur dalam hatiku, ku merindukanmu.

Ku merindukanmu dalam suasana pagi, saat cahaya matahari memasuki kamarku, menelanjangi pkikiranku atas dirimu yang telah menguasai hati ini.

Ku merindukanmu dalam perjalanan angin selatan membelai kosongnya hati yang terpaksa mati menanti datangnya yang dinanti.

Ku merindukanmu dalam hujan, seperti air mataku ketika pencarian akan dirimu menyisakan sedikit asa adakah yang tersisa.

Ku merindukanmu dalam hening malam, redup dan pudar dalam lantunan penghuni kesunyian.

Disaat ku rindu ku selalu menyebut nama mu

ku merindukan kekasihku


aku merindukanmu
aku makan, namun tak merasa
aku rindu padamu
aku tidur, namun tak beristirahat
aku rindu padamu
aku mengambil pena, namun tak dapat menulis
aku rindu padamu
Aku sendirian di sini sedang merindukanmu
Apakah kamu tau jika aku merindukanmu kasih
Aku sedang menuliskan puisi untukmu,
dan mengatakan berapa perasaanku teramat sayang padamu
Aku tuliskan ratusan puisi hanya untukmu kasih,
agar kamu tahu bahwa aku sedang rindu saat ini
Aku ingin segera bertemu ,
agar semua perasaan sedihku dan penderitaanku lenyap
Sayang, apakah kamu merindukan aku di sini?
Seperti hatiku
yang selalu memintaku
untuk datang ke tempatmu
dan segera memelukmu

Ku merindukan mu lagi


Belum lepas semua penat
Setelah seharian menabung mimpi
Masih lekat teringat
Tak t’rasa ku merindukanmu lagi

ku tahu… bahwa kumencintaimu
Aku tahu… bahwa kumenyayangimu
Namun baru ku tahu, sungguh
Betapa besar artimu bagiku

asih ku ingat kata yang kau ucap
Pertemuan itu b’lum berganti hari
Masih t’rasa sentuhan hangat
Tapi ku sudah merindukanmu lagi

Sabtu, 20 Maret 2010

buat seseorang yang spesial my beloved


Aku memandang nyalang, pada manusia lalu lalang
Kulihat, tanpa sedikitpun segan, mereka menggamitkan jemari tangan
Kata cinta menguar di angkasa, menghayutkan gemawan mega
Mangaburkan keindahan bintang gemintang, panji dan agungnya bentara
Namun di sini, berdiri aku dalam keraguan
Tak mengerti dan terus bertanya :
Apakah segalon cinta lebih manis ketimbang sececap cita?
Dan apakah bahagia terwujudi harus dengan dimiliki?
Dan apakah seorang pangeran
hanya dapat menjadi raja, Pabila mempersandingkan permaisuri di sisinya?

Dan tanya itu menggiringku masuk ke dalam labirin tua

Lorong pekat penuh lembap yang dindingnya berkeropeng dusta
Penuh tipu daya, tiap simpangannya menyesatkan pengelana
Aku ikuti setitik cahya, dan kulihat jawab di ujungnya
Aku bertanya lantang, “Wahai, apakah itu cinta?”

Kulihat sepasang muda-mudi bergelayutan mesra
Sang gadis tertawa mengikik, sang pemuda menggeliat laknat
Sahutnya, cinta adalah hari ini Yang tergantikan segera oleh hari esok
Dia adalah kesenangan yang berkelindan selalu Birahi yang terpuaskan, nikmat yang berseliweran
Aku tercenung, dan terus termenung
Jika cinta adalah pesta pora, lalu apa arti cerita Majnun Cinta baginya adalah kisaran derita
Tetapi Majnun hanya tahu itu cinta, walau dia buta
Oh, betapa takdir cintanya berakhir nestapa

Aku berpaling dari mereka yang mencemooh nakal
Lalu aku pergi menuju ujung lain lorong teka-teki
Kuikuti suara-suara merdu, tawa, dan musik syahdu Walau gelap
pekat, suara itu menuntunku pasti
Dan akhirnya kulihat panggung megah berdiri kokoh
Dipenuhi penyair dan pujangga sepanjang masa

Dadaku serasa bergolak, aku menyeruak dan berteriak, “Wahai apakah itu cinta?”
Seorang pujangga menoleh, berdiri, dan menjawab panggilanku lalu mulai bersyair,
Cinta adalah roman tanpa batas
Inspirasi yang takkan mati; Api yang takkan padam
Yang geloranya membuatmu remuk redam
Tapi, bagai kecanduan, kau akan terus menyesapnya
Membuatmu merasa terbang menuju menuju mentari yang menyala perkasa
Sekali lagi, keraguan menyelinap dan membisik
Mestikah begitu, sebab kulihat nyala sangat redup


Menyambangi jalinan pernikahan yang suci
Gairah sejoli telah berakhir, tapi tidak memupus ikatannya
Tapi mereka masih menyebutnya cinta
Walau madunya telah habis, Sang kumbang masih hinggap di atas kembang

Aku melengos tak puas, dan berjalan tak tahu ke mana
Kususuri lorong berliku, begitu panjang jalanan,begitu terjal undakan
Dan pada satu tangganya, kulihat seorang pengemis renta mengharap derma
Dia berkata, “berikanlah milikmu yang terbaik, dan kusampaikan kebijaksanaanku”
Aku sebenarnya tak ingin percaya, tapi kakiku terlalu letih mencari jawab
Kuulurkan sebongkah batu mirah sembari bertanya,
“Wahai, apakah itu cinta?”

Si pengemis diam dalam takzim, dan menjawab,
Cinta adalah menghamba tanpa bertanya Ketaatan tanpa memerlukan jawaban
Kau memuja, dan menjadikan dirimu budak dengan sukarel
Kata-kata cinta adalah perintah yang tiada terbantah
Aku terpekur dan tak henti berpikir
Jika cinta merupakan penghambaan, lalu apa arti cinta Ilahi?
Dia yang menurunkan hujan, dan lebih agung dari apapun jua
Dia yang memberikan rizki kepada orang paling durjana sekalipun
Dia yang mencintai makhluk-Nya,
dan tak memerlukan apapun dari makhluk-Nya

Aku merasa rugi atas permata yang terbuang percuma
Ini bukanlah kebijaksanaan; melainkan kedunguan!
Cinta si pengemis selamanya menjadikan dirinya pengemis
Yang mengiba, meminta, dan mengharap sejumput kasih
Jika ini dinamakan cinta, maka terkutuklah kata cinta!
Aku muak atas pencarian ini, lalu memutuskan keluar
Labirin tua tak lagi mengurungku, dan bau laut seakan memanggilku
Ini adalah aroma kebebasan yang menarik para pemberani
Dan seperti cerita lama, aku berlayar menuju samudera berombak,
sendiri
Angin kencang membantu lajuku, dan kapalku menuju horizon di tapal batas
Mencari dunia baru untuk ditaklukkan
Di ujung dek aku berteriak penuh kegembiraan
Walau kegembiraan itu kadang dibayar oleh rasa hampa di tengah lautan
Oh, tahun-tahun berselang; musim-musim berganti datang
Waktu-penuh-kenangan yang berkandung duka dan suka
Namun, pada suatu hari yang mengejutkan

Badai datang menenggelamkan apa yang tersisa
Aku lihat puing-puing yang karam, dan onggokan
Sementara aku hanyut ditemani tongkang yang terombang-ambing
Entah mengantarkanku ke mana

Di suatu tempat, saat aku membuka mataku
Aku rasai pasir lembut yang harum baunya
Dan riak ombak bermain-main di sekujur tubuhku
Apakah ini tanah orang- orang mati, ataukah aku masih hidup?
Oh, betapa hausnya aku
seteguk air akan mengobatiku
Dan, aku lihat sesosok dating mendekat
Sorot matanya menatapku lekat
Lalu menuangkan seteguk air pada bibirku yang kekeringan sangat
Pandanganku terasa kabur, dan dunia terasa berputar begitu cepat
Aku berharap dia adalah malaikat tak bersayap yang memberikan jawab
Aku merasa maut sebentar lagi menjemput,
Jadi tak ada salahnya bertanya, toh rasa malu akan terbawa lalu
Setelah sekian lama, sekali lagi aku bertanya, “Wahai, apakah itu cinta?”

Dia termangu,dan hanya tersenyum
Untuk menenangkan jiwaku yang sekarat, dia menatapku lembut
Dan kata-kata bagai menetes dari mulutnya
Kata-kata serasa madu yang manisnya teringat selalu, Jawabnya :
Cinta bukanlah benda untuk dimiliki
Tetapi tindakan untuk diperjuangkan
Cinta adalah kebaikan tanpa imbalan
Pernahkah mentari bertanya padamu atas sinarnya yang terang
Dan pernahkah pepohonan meminta jawaban atas keteduhannya

Jika kau memberikan segelas air pada orang asing,
Dan dia tak berhutang padamu apapun

Itulah cinta.
Bagaikan petani, kau menanam benihnya
Lalu orang lain memakan buahnya, menghilangkan rasa laparnya
Tetap ingatlah, cinta adalah pilihan hatimu
Bukan keterpaksaan dari rasa takut
Sebab cinta tidak pernah membuatmu merasa kehilangan
Dia terus membuat hatimu merasa kaya
Namun, sungguh dunia telah tercerai berai,
Dan manusia menjadi tersesat oleh makna cinta
Tergelincir keserakahan, cinta menjadi memabukkan
Untuk memiliki, bukannya memberikan
Untuk menguasai, bukannya mengasihi
Jika cintatinggallah nafsu diri belaka
Yang tersisa hanyalah kerusakan semata
Tiada peduli sesama; Semuanya mengagungkan diri jua
Orang menamakannya cinta; tapi itu hanyalah dusta

Hari itu, aku tahu
Bahwa perjalananku bukannya berakhir,
Tetapi baru saja dimulai

Lalu aku mengatup mata
Dan mulai mendoa
Untuk satu pilihan kata di hati

Bintang ku pergi dan ku temukan bulan


Satu bintang telah ku petik dan ku simpan
Dalam sepi deru langkahku
Ku mencoba bertahan dalam satu arah
Kutemukan satu titik terang dihadapanku
Ku tau karna aku bersama bintang ku

Ku coba tuk memetik bintang yang lain
tanpa mengabaikan bintang kecilku
Tapi hembusan angin malam
Membisikkan ku tentang sesuatu diluar sana

Bulan bersembunyi dibalik awan putih
Ia iri melihatku bersama bintang ku
Tanpa kusadari jalanku mulai berubah
Tak dapat ku melangkah diantaea dua arah

Akhirnya kusadari
Ku tak dapat berpijak sendiri
Banyak yang menanti
banyak pula yang pergi
Dua bintang membuat ku tak pasti
Ku tunjuk bulan yang bersembunyi
Menemani aku pergi
Terangi arah dan jalan ku
Dengan segala keyakinan